Meskipun jarang diberitakan, apalagi menjadi headline, sesungguhnya dunia pertanian kita terus tumbuh, berkembang, dan senyatanya menjadi pelaku ekonomi yang riel di lapangan, dan penyumbang ekonomi nasional yang penting. Dari sisi PDB, sektor pertanian terus meningkat sejak tahun 2005. Pada tahun 2007, secara kumulatif sektor pertanian tumbuh 2,44 persen (Triwulan II, 2005 – 2007, BPS 2007, berdasar harga konstan tahun 2000). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor perkebunan (2,80 %), diikuti oleh peternakan (2,41 %) dan tanaman bahan makanan (2,30 %). Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional pada tahun 2007 mencapai 10,98 persen, dengan kontribusi terbesar dari subsektor tanaman bahan makanan sebesar 6,96 persen, diikuti oleh subsektor perkebunan 2,31 persen dan subsektor peternakan 1,70 persen.
Sementara dari sisi kesejahteraan petani dan penduduk pedesaan, dengan variabel Nilai Tukar Petani (NTP); nilai NTP secara nasional terus meningkat dari 96,93 pada tahun 2000 (Tahun dasar 1993 = 100) menjadi 116,63 pada tahun 2003. Pada tahun 2005 NTP kembali mengalami penurunan menjadi 100,66, disebabkan terutama oleh kenaikan harga BBM. Namun rata-rata NTP pada tahun 2006 petani kembali meningkat menjadi 102,49, dengan kecenderungan yang terus membaik. NTP bulanan juga menunjukkan adanya pencapaian yang cukup tinggi seperti pada bulan Januari 2007 yang mencapai 108,29.
Dari sisi produktivitas tenaga kerja, nilai PDB per tenaga kerja di sektor pertanian berdasarkan data resmi BPS, pada harga konstan 2000, setelah menurun pada tahun 1998-1999, pendapatan tenaga kerja pertanian meningkat konsisten selama periode tahun 2000-2004. Rata-rata pendapatan tenaga kerja pada pada tahun 2003 sebesar Rp 5,09 juta dan meningkat menjadi Rp 5,49 juta pada tahun 2004 atau meningkat sebesar 7,8 persen. Pada tahun 2005 dan 2006 rata-rata pendapatan tenaga kerja pertanian meningkat lagi menjadi masing-masing Rp 6,09 juta dan Rp 6,55 juta. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan petani selama periode 2003-2006 telah meningkat secara signifikan.
Sektor pertanian masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Kemampuan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai sekitar separuh dari angkatan kerja nasional. Pada tahun 2004 tenaga kerja yang terserap pada sektor pertanian tercatat sebesar 40,61 juta orang, tahun 2005 mencapai 41,81 juta orang, dan tahun 2006 sebesar 40,14 juta orang. Angka-angka ini menunjukkan besarnya kapasitas sektor pertanian didalam menyerap tenaga kerja, terutama di pedesaan. Meskipun tidak menjanjikan pendapatan yang besar, namun bagaimanapun mereka telah dapat bertahan hidup dari pertanian. *****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar