Dalam penelitian saya dengan Tim tahun 2014, terungkap satu fakta
menarik yang sesungguhnya sudah Saya duga sejak lama, yaitu: penyuluh tidak
mengerti, tidak memiliki target, tidak diperintahkan, dan tidak melakukan
pengembangan ORGANISASI PETANI. Ya, tentu ini bagi kita-kita “orang penyuluhan”
cukup mengagetkan, ……mestinya mengagetkan!
Dalam wawancara, Saya ngobrol dengan seorang PPL: “Bapak, dari seluruh
kelompok tani yang berada di wilayah kerja Bapak, bagaimana kelas kemampuan nya
saat ini?”
PPL: “Ya, ….yang delapan kelas pemula, yang dua lanjut Pa”.
Saya: “Oke, begitu ya. Padahal kulihat ke-10 kelompok ini sudah lama
berdiri ya, ada yang sudah 20 tahun. Lha, apa Bapak punya target, kapan
kelompok-kelompok ini akan naik kelas?”
PPL: “MMhhh…. Ya ga tahu Pa”
Saya: “Lha, apa Bapak ditargetkan atasan, Kepala BPP, untuk
meningkatkan kelas-kelas kelompok ini? Sebutlah tahun ini ditargetkan naik jadi
kelas lanjut 4 kelompok misalnya?”
PPL: “Ga Pa”
Saya: “ O gitu ya. Waduh, ….Oke, apa bapak tahu bagaimana strateginya,
sebutlah tips-tips nya meningkatkan kelompok pemula jadi lanjut? Atau kelompok
lanjut jadi Madya?”
PPL: “Ga pa, ga pernah belajar Pa, ……”
Saya: “Oke saya sudah bisa duga, Bapa pasti belum pernah dapat
pelatihan tentang bagaimana meningkatkan kelas kelompok ya, dll. Juga ga pernah
dikasih buku panduan tentang itu ya?”
Hehe, saya jadi nafsu. Bukan apa-apa kita pan alumni S1 penyuluhan juga. Benar Bro, akhirnya terbukti, bahwa penyuluh selama
ini terperangkap hanya kepada KOMODITAS, produksi, produktivitas, hama tikus,
harga yang anjlok, dll. Dan, jelas-jelas sangat tidak perhatian kepada MANUSIA
petaninya. Tidak tahu bagaimana meningkatkan kapasitas kelompok tani, tidak
menganggap penting, dan tidak perduli. O o o, sungguh ironis.
Bukankah azas pokok penyuluh “memandirikan petani”. Artinya, mandiri
organisasi nya juga. Jika organisasi petani kuat, mandiri, bisa berjalan
sendiri, pandai mencari solusinya sendiri: bukankah penyuluh lalu bisa mulai
mundur? Sehingga mimpi “satu penyuluh satu desa” ga usah repot-repot dikejar.
Jika organisasi-organisasi petani bagus, kelompok tani kuat, Gapoktan keren,
koperasi petani mandiri, SATU PENYULUH untuk 3 - 5 DESA pun cukup.
*****
1 komentar:
Dear Pak Sahyuti, bagus sekali dengan membuat catatan2 Pikiran yg didapat selama di lapang dan kemudian dicatat dalam Blog. Zaman TEKNOLOGI informasi digunakan dengan baik. Terima kasih.
Saya ingin sharing sedikit tentang penyuluhan ini, apakah model terbaik penyuluhan zaman sekarang? Apa insentif yg bisa mendorong penyebar luasan informasi dan teknologi? Apakah penyuluh atau pasar? Fenomena karet selalu saya gunakan sebagai contoh bahwa walau sebongkah getah tak ada yg digunakan petani, pasar telah mengundang petani investasi tampa adanya penyuluhan terlebih dahulu.
Tentu bukan tidak perlunya penyuluh tetapi model Penyuluhan apa yg terbaik untuk zaman sekarang ini, merupakan pertanyaan yang menunggu jawabannya.
Salam,
AP
Posting Komentar